-->

Kasus Gagal Ginjal Akut, Jokowi Minta Pengawasan Industri Obat Harus Diperketat



JAKARTA, LELEMUKU.COM - Presiden Joko Widodo alias Jokowi meminta jajarannya memperketat pengawasan terhadap peredaran obat menyusul maraknya kasus gagal ginjal akut progresif atipikal. Sejumlah obat sirop telah ditarik berkaitan dengan kasus tersebut.

"Tadi siang kan sudah disampaikan oleh Menteri Kesehatan secara detail ya, yang paling penting pengawasan terhadap industri obat harus diperketat lagi, tugas semuanya," kata Jokowi seusai menghadiri acara puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-58 Partai Golkar di Jakarta pada Jumat malam, 22 Oktober 2022.

Sebanyak 133 orang meninggal karena gagal ginjal akut dari total 241 orang pasien yang dirawat di 22 provinsi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menuturkan gangguan ginjal akut disebabkan oleh patogen yang menjadi cemaran obat sirop bernama etilen glikol, dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butil ether (EGBE).

Baca: Cerita Pemilik Apotek Diminta Setop Jual Obat Sirup: Kami Terus Terang Bingung, Padahal ...

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun telah mengumumkan lima produk obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol tersebut, yang melampaui ambang batas aman. Kelimanya adalah Termorex Sirup (obat demam) produksi PT Konimex; Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu) produksi PT Yarindo Farmatama; Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu) produksi Universal Pharmaceutical Industries.

Kemudian, Unibebi Demam Sirup (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries dan Unibebi Demam Drops (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries. BPOM melakukan uji sampel terhadap 39 bets dari 26 sirop obat yang diduga mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikolyang diduga digunakan pasien gagal ginjal akut sebelum dan selama menjalani perawatan di rumah sakit.

BPOM juga melakukan tindak lanjut dengan memerintahkan industri farmasi pemilik izin edar untuk menarik obat sirop dari peredaran di seluruh Indonesia. Industri pun diberi instruksi untuk memusnahkan seluruh bets produk.

Adapun Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya memerintahkan seluruh BUMN farmasi, seperti Kimia Farma dan Indofarma serta rumah sakit-rumah sakit (RS) pelat merah, memeriksa ulang ketentuan obat-obatan. Erick menekankan keamanan dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam layanan kesehatan di BUMN.

"Saya sudah meminta Kimia Farma sejak awal untuk mengecek obat-obatan, tidak hanya obat batuk, tapi obat-obatan yang lain yang memang harus aman dan sesuai," ujar Erick.

Erick menilai BUMN harus mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Dia tak ingin adanya pemikiran meraih keuntungan dalam situasi yang terjadi saat ini, seperti halnya saat pandemi.

"Kita harus berbicara tentang keselamatan karena itu saya minta Kimia Farma benar-benar menjaga supaya jangan sampai ketika masyarakat yang hari ini lagi susah ditambah lagi terbebani dengan isu-isu obat yang bahkan merenggut nyawa masa depan anak-anak Indonesia," lanjut Erick. (Tempo)

Tentang Kami

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel