-->

Tiba di Kanada, Paus Fransiskus Sampaikan Maaf Secara Pribadi Kepada Warga Suku Asli


OTTAWA, LELEMUKU.COM - Paus Fransiskus tiba di Kanada pada Minggu (24/7), di mana ia akan menyampaikan permohonan maaf secara pribadi kepada para warga suku asli yang menjadi penyintas pelecehan yang dilakukan selama puluhan tahun di sekolah dan asrama yang dikelola oleh Gereja Katolik.

Paus, yang merupakan pemimpin sekitar 1,3 miliar umat Katolik di dunia itu, mendarat di bandara internasional Edmonton selepas pukul 11 pagi waktu setempat.

Ia disambut oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Mary Simon, orang suku asli pertama yang menjabat sebagai gubernur jenderal di negara itu. Paus juga disambut oleh para pemimpin suku asli dalam sebuah upacara di bandara yang diiringi drum dan nyanyian.

Setelah itu, Paus menerima hadiah dari para pemimpin suku asli, menjabat atau mencium tangan mereka dan melakukan pembicaraan dengan mereka sebelum upacara singkat itu berakhir.

Dalam penerbangan 10 jam dari Roma, Paus memberitahu para wartawan yang melakukan perjalanan bersamanya bahwa "kita harus menyadari bahwa ini adalah perjalanan (untuk menyampaikan) penyesalan."
Ribuan anak diyakini meninggal dunia karena penyakit, kekurangan gizi atau diterlantarkan. Sejak Mei 2021, lebih dari 1.300 kuburan tanpa nisan ditemukan di berbagai lokasi bekas sekolah.

Delegasi masyarakat adat Kanada pada bulan April lalu melakukan perjalanan ke Vatikan dan bertemu dengan Paus Fransiskus, yang melatarbelakangi rencana lawatan selama enam hari saat ini. Seusai pertemuan itu Paus secara resmi mohon maaf. [em/vm/pp]
Agenda utama dalam lawatan Paus ke Kanada adalah untuk menyampaikan permintaan maaf kepada para penyintas, atas peran Gereja Katolik dalam skandal yang oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional disebut sebagai “genosida budaya.”

Dari akhir tahun 1800-an hingga 1900an, pemerintah Kanada mengirim sekitar 150.000 anak-anak First Nations, Metis dan Inuit ke 139 sekolah asrama yang dijalankan oleh Gereja Katolik, di mana mereka dipisahkan dari keluarga, bahasa dan budaya mereka. Banyak yang dianiaya secara fisik dan seksual oleh guru dan kepala sekolah.

Delegasi masyarakat adat Kanada pada bulan April lalu melakukan perjalanan ke Vatikan dan bertemu dengan Paus Fransiskus, yang melatarbelakangi rencana lawatan selama enam hari saat ini. Seusai pertemuan itu Paus secara resmi mohon maaf.  (VOA)

Tentang Kami

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel