-->

Rusia Merencanakan Rapat Kabinet Tentang Pembahasan Sanksi Barat

 


WASHINGTON,LELEMUKU.COM -  Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Kamis (10/3), melangsungkan rapat kabinet untuk membahas tanggapan terhadap sanksi-sanksi Barat dan dampaknya terhadap perekonomian negara.

Berbicara melalui tautan video, Perdana Menteri Mikhail Mishutin mengatakan pemerintah telah menyiapkan rancangan undang-undang (RUU) tentang “administrasi atau pemerintahan eksternal” jika perusahaan-perusahaan asing menutup operasinya di Rusia.

“Ini perlu, (karena) seperti disarankan oleh kepala pemerintah, untuk memperkenalkan manajemen eksternal dan kemudian mengalihkan perusahaan-perusahaan ini kepada mereka yang ingin bekerja,” ujar Putin kepada kabinetnya.

Sanksi-sanksi Barat telah memberi pukulan telak terhadap perekonomian Rusia, memicu anjloknya mata uang rubel, berhenti beroperasinya ratusan bisnis asing dan melesatnya harga kebutuhan. Pada Kamis (10/3), Goldman Sachs mengikuti jejak perusahaan-perusahaan lain yang mengakhiri bisnisnya di Rusia.

Investasi asing yang dibangun selama 30 tahun sejak ambruknya Uni Soviet dan lapangan pekerjaan yang ada kini menuju titik nadir.

Perusahaan-perusahaan besar lain, seperti Volkswagen, Ikea dan Apple telah menghentikan operasi pabrik dan penjualan. Sementara perusahaan energi raksasa seperti BP, Exxon dan Shell mengatakan akan berhenti membeli minyak dan gas Rusia, atau keluar dari kemitraan Rusia.

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan “negara-negara Barat mencoba menimbulkan kekurangan barang impor sehari-hari di negara kita, memaksa penutupan bisnis milik asing yang sukses beroperasi di sini.”

Tetapi Putin menekankan bahwa Rusia telah mengalami sanksi-sanksi seperti ini sebelumnya, dan tidak menutup diri dari siapa pun, serta terus memenuhi kewajibannya dalam bidang pasokan energi.

Keterlibatan ekstensif pemerintah Rusia dalam perekonomian dan uang yang masih dihasilkan dari ekspor minyak dan gas – meskipun Amerika Serikat dan Inggris telah mengeluarkan larangan impor – masih akan membantu banyak pekerja, pensiunan dan pegawai pemerintah di negara yang telah mengalami tiga krisis keuangan serius dalam tiga dekade terakhir ini.

Dampak jangka pendek pada pertumbuhan ekonomi Rusia diperkirakan sangat bervariasi karena lebih banyak sanksi dapat dijatuhkan dan ketidakpastian dampak perang di Ukraina. 

Sementara itu, prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang terlihat tidak baik karena berbagai hal yang sudah terjadi sebelum perang. Sebagian orang memilih mengendalikan perusahaan-perusahaan dan sektor besar, sehingga mengurangi persaingan dan investasi baru. Rusia juga telah gagal melakukan diversifikasi dari sektor minyak dan gas yang dominan.

Pendapatan per kapita pada tahun 2020 kira-kira sama dengan tahun 2014. [VOA]

 

Tentang Kami

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel