-->

Budi Karya Sumadi Sebut Jalur Jogja-Solo Jadi Tolak Ukur Pengembangan KRL

Budi Karya Sumadi Sebut Jalur Jogja-Solo Jadi Tolak Ukur Pengembangan KRL.lelemuku.com.jpg
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat peluncuran Kartu Multi di Stasiun Balapan Solo pada Sabtu (12/3/2022) - (Tempo)

YOGYAKARTA, LELEMUKU.COM - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) tengah melakukan elektrifikasi jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo. Elektrifikasi listrik aliran atas (LAA) tersebut direncanakan akan berlanjut hingga Stasiun Palur.

Sejauh ini, jalur KRL Jogja-Solo telah mencapai jarak sejauh 62,5 km. Dengan bertambahnya Stasiun Palur menjadi bagian dari jalur KRL Jogja-Solo yang memakan jarak 6,2 km, maka total jarak KRL Jogja-Solo akan menjadi 68,7 km.

Jalur baru ini akan dilakukan uji coba pada Maret 2022, sesuai dengan rencana perpanjangan rute KRL Jogja-Solo hingga Karanganyar. Sebelumnya, elektrifikasi lintas KRL Jogja-Solo hanya sampai di Stasiun Solo Balapan.

Elektrifikasi ini didukung penuh oleh pemerintah. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan bahwa pengembangan KRL akan terus berlanjut demi memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong kemajuan transportasi massal.

“Dalam lima tahun mendatang, (akan dikembangkan) KRL dari Madiun sampai Kutoarjo, pertama ini Jogja-Solo, sebentar lagi sampai Jebres. Terus kami tingkatkan,” kata Budi saat peluncuran Kartu Multi di Stasiun Balapan Solo pada Sabtu (12/3).

Usai pelaksanaan uji coba, selanjutnya DJKA akan melakukan uji coba lanjutan secara dinamis pada April-Mei 2022 menuju target operasional yang diprediksi akan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Agustus atau September 2022.

Sebagai informasi, proses elektrifikasi Stasiun Palur ini sudah mencapai 73 persen. Selain elektrifikasi, DJKA juga mengaku bahwa pihaknya sedang menata track layout atau melakukan penyusunan lintasan di Stasiun Solo Jebres demi meningkatkan kualitas pelayanan, perawatan, sarana dan prasarana pendukung KRL Jogja-Solo.

KRL Jogja-Solo mulai beroperasi setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Maret 2021. Sejak saat itu, sudah lebih dari 2 juta penumpang yang telah menikmati layanan KRL Jogja-Solo.

Elektrifikasi ini dinilai penting, sebab dapat membawa sejumlah dampak positif, seperti peningkatan kualitas pelayanan transportasi umum, perbaikan sarana mobilitas masyarakat Yogyakarta-Solo dan sekitarnya, serta membawa perubahan perilaku dan budaya masyarakat menjadi lebih tertib dan disiplin dalam bertransportasi secara signifikan.

Terlebih, Solo merupakan salah satu dari segitiga emas di samping Yogyakarta dan Semarang. Sehingga, peningkatan elektrifikasi ini dinilai tepat guna dan diharapkan dapat memfasilitasi mobilitas masyarakat untuk cepat pulih dari dampak ekonomi karena pandemi Covid-19.

Dengan berkembangnya fasilitas KRL Jogja-Solo, masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Beberapa di antaranya yakni meningkatnya kualitas pelayanan kereta api, bertambahnya kapasitas dan daya angkut penumpang sekaligus aspek keselamatan perkeretaapian, serta yang tak kalah penting adalah pengurangan polusi udara. Jika semua manfaat tersebut sudah dirasakan oleh masyarakat, maka bukan tidak mungkin roda perekonomian akan tergerak secara optimal.(Tempo)

Tentang Kami

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel