-->

Kasus Covid-19 Omnicron di AS Naik, Jumlah Pasien dan Kematian Relatif Rendah

Kasus Covid-19 Omnicron di AS Naik, Jumlah Pasien dan Kematian Relatif Rendah.lelemuku.com.jpg

WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menemukan di tengah meningkatnya kasus harian Covid-19 yang dipicu Omicron, jumlah pasien yang harus rawat inap dan meninggal, relatif rendah.

"Dalam beberapa minggu yang singkat Omicron telah meningkat pesat di seluruh negeri, dan kami perkirakan akan terus naik dalam beberapa minggu mendatang. Sementara kasus telah meningkat secara substansial dari minggu lalu, rawat inap dan kematian tetap relatif rendah sekarang," kata Direktur CDC Rochelle Walensky seperti dikutip Reuters, Kamis, 30 Desember 2021.

Rata-rata kasus harian tujuh hari ini naik 60% dibandingkan minggu sebelumnya menjadi sekitar 240.400 per hari, katanya. Rata-rata tingkat rawat inap harian untuk periode yang sama naik 14% menjadi sekitar 9.000 per hari dan kematian turun sekitar 7% pada 1.100 per hari, kata Walensky kepada wartawan pada briefing Gedung Putih, Rabu.

Jumlah rata-rata kasus virus corona yang dikonfirmasi setiap hari di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu.

Data awal menunjukkan Omicron  memiliki rasio rawat inap   lebih rendah daripada varian Delta, kata epidemiolog Anthony Fauci pada briefing itu, tetapi vaksin penguat akan sangat penting dalam mengatasinya.

"Semua indikasi menunjukkan tingkat keparahan Omicron yang lebih rendah dibandingkan Delta," katanya. "Booster sangat penting."

Namun Fauci dan Walensky juga memperingatkan bahwa data kematian dan rawat inap cenderung tertinggal dua minggu dari data kasus.

Fauci mengatakan mungkin diperlukan suntikan booster kedua, tetapi tidak mungkin untuk mengetahuinya tanpa terlebih dahulu menentukan daya tahan perlindungan yang ditawarkan oleh booster awal, yang saat ini belum ada datanya.

Pemerintah AS menyiapkan 500 juta tes antigen gratis untuk membantu mengatasi lonjakan kasus yang akan siap akhir pekan depan, kata koordinator respons Covid-19 Gedung Putih Jeff Zients.

Pakar penyakit telah mempertanyakan aturan panduan CDC baru-baru ini yang mengurangi separuh periode isolasi untuk virus corona tanpa gejala, dengan mengatakan mereka tidak memiliki perlindungan yang dapat mengakibatkan lebih banyak infeksi karena Amerika Serikat menghadapi rekor lonjakan kasus.

 Walensky mengatakan keputusan itu didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa hingga 90% penularan Covid-19 terjadi dalam lima hari setelah infeksi. Dia mengatakan agensi menyeimbangkan itu dengan bukti bahwa hanya sebagian kecil orang yang bersedia mengisolasi selama 10 hari penuh sejauh ini selama pandemi. (Yudono Yanuar| Tempo)

Tentang Kami

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel